Halo, Cattlebuffalove!

Berdasarkan data dari badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), perkembangan investasi subsektor peternakan pada tahun 2012-2017 mengalami peningkatan. Tetapi dalam ketersediaan daging sapi yang dihasilkan peternak di Indonesia belum mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga untuk menutupi kekurangannya pemerintah menerapkan kebijakan impor daging dan impor dalam bentuk sapi hidup (bakalan dan indukan) yang membawa permasalahan lainnya bagi peternak kecil. Upaya pemerintah dalam melakukan percepatan peningkatan populasi sapi yaitu dengan cara melakukan upaya khusus sapi indukan wajib bunting (UPSUS SIWAB) dan juga memperkuat aspek pembibitan sehingga bagi peternak kecil mayoritas hanya bisa melakukan pembiakan.

Mengenai industri sapi potong di Indonesia, teknologi dalam bidang peternakan pun masih tertinggal di bandingkan dengan negara-negara lainnya. Akan tetapi Indonesia memiliki potensi sumber bahan pakan dan pemeliharaan yang cukup unggul. Murahnya harga pakan sapi potong di Indonesia membuat keunggulan dalam penggemukan sapi potong dibanding negara pengekspor sapi yaitu Australia. Untuk mengejar ketertinggalan perkembangan teknologi, maka pemerintah perlu memberikan dukungan di bidang peternakan sapi untuk menghasilkan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan produktivitas sapi potong.

Kemajuan zaman yang saat ini semakin pesat, menuntut kita untuk selalu meningkatkan kapasitas diri serta mengadaptasikan teknologi-teknologi khusunya di bidang peternakan. Satu satu sarana yang dibutuhkan para generasi milenial adalah teknologi informasi. Teknologi informasi membuat kemudahana khusunya dalam hal pemasaran. Pemasaran dengan menggunakan teknologi informasi bisa membuat pangsa pasar semakin luas tanpa adanya tenaga lebih yang keluar seperti hal nya pemasaran konvensional yang masih berpindah-pindah dalam memberikan informasi. Hal itu sejalan dengan program pemerintah, yakni Kementerian Pertanian RI yang telah mencanangkan penciptaan 1 juta petani/peternak milenial sejak 2019. Generasi muda yang dikenal sebagai generasi milenial tersebut diharapkan untuk selalu terlibat aktif dalam memajukan sektor peternakan di Indonesia, yang selaras dengan kebijakan pemerintah yang mengarah pada peternakan modern atau peternakan 4.0.

Daya tangkap generasi milenial yang sangat baik terhadap informasi sudah selayaknya dikelola dengan baik sehingga menjadi nilai positif terhadap dunia peternakan kedepannya. Hal ini perlu dipahami oleh peternak muda dan generasi milenial pun memiliki peran dan peluang yang sangat besar agar menjadi peternak yang sukses. Generasi milenial harus menunjukkan bahwa peternakan sapi khususnya sapi potong mempunyai peluang yang sangat besar dan menarik untuk digeluti. Dengan adanya generasi milenial ini di harapkan kemudian dapat lahir teknologi-teknologi baru lainnya yang mempuni untuk dapat memajukan perindustrian sapi potong di Indonesia seperti negara lainnya. Oleh karena itu, peluang tersebut harus dimanfaatkan karena generasi milenial adalah generasi harapan untuk regenerasi peternakan kedepannya.

Sumber:

Saumar Hendar.2021. https://bptu-hptindrapuri.com/site/index.php/media-top/berita-top/331- wujudkan-swasembada-protein-hewani-dirjen-pkh-dorong-peran-serta-generasi- muda-milenia. Diakses pada senin 31 juli 2021.

Bamualim, A. M., Thalib, A., Anggraeni, Y. N., & Mariyono. (2008). Teknologi peternakan Sapi Potong Berwawasan Lingkungan. Wartazoa, 18 (3), 149-156.

Doddy. 2021. https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kampus-kita/pakar-ipb-university- sebut-pentingnya-roadmap-kebijakan-sektor-peternakan-sapi-dan-peran-peternak- muda-milenial/. Diakses pada senin 31 juli 2021.

Translate »