Halo, Cattlebuffalove!

Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit pada hewan sapi, kerbau, dan beberapa hewan ruminansia liar yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar. Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, namun LSD menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan berupa kehilangan berat badan, karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit. Lumpy Skin Disease atau LSD merupakan virus dari famili Poxviridae serta memiliki Genus Capripoxvirus. Virus LSD atau penyakit kulit kental ini terkait erat secara antigenik dengan domba dan poxvirus kambing (Woods 1988). Meskipun ketiga virus ini berbeda, mereka tidak bisa dibedakan dengan tes serologis rutin.

LSDV rentan dalam kondisi suhu 55°C/2 jam dan 65°C/30 menit. Cairan kultur jaringan yang terinfeksi dapat disimpan pada suhu 4°C selama 6 bulan. Virus LSD sangat rentan pada pH yang sangat basa atau asam. LSDV rentan atau peka terhadap eter (20%), kloroform, formalin (1%), beberapa deterjen, dan mis. Selain itu, Virus LSD juga rentan terhadap fenol (2%/15 menit), natrium hipoklorit (2–3%), senyawa yodium (pengenceran 1:33), Virkon (2%), quarternary, dan senyawa amonium (0,5%). Namun LSDV ini sangat stabil dan mampu bertahan pada suhu ruang atau lingkungan, terutama pada keropeng kering. LSDV mampu bertahan dalam nodul kulit nekrotik hingga 33 hari bahkan lebih, lalu pada kerak kering selama 35 hari serta 18 hari dalam kulit kering udara. Virus ini mampu bertahan dengan waktu yang lama di lingkungan.

Menurut Pakar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada, daging sapi LSD tidak layak konsumsi disebabkan kekurangan nutrisi protein terutama asam amino yang sebelumnya digunakan untuk replikasi virus.  Pada daging sapi yang terpapar virus lumpy skin, tidak ada gejala yang terlihat pada daging. Makan daging sapi yang terpapar LSD tidak menimbulkan efek samping pada manusia ataupun virus akan masuk ke tubuh manusia. Tapi, “sebaiknya tidak konsumsi daging sapi yang sakit, termasuk penyakit LSD ini”, saran drh Laras. Meski tak berbahaya jika diolah dengan suhu panas, tapi konsumsi daging sapi tidak sehat bukan sesuatu yang layak dicoba.

Sumber:

Dokter Hewan drh Aisyah Purnomosari menjelaskan, memakan daging sapi yang terduga LSD tidak masalah, alias tidak menyebabkan masalah kesehatan pada manusia. https://www.inews.id/travel/kuliner/terungkap-ini-saran-dokter-saat-daging-sapi-yang-akan-dikonsumsi-tertular-virus-lumpy-skin/2

LSD pertama kali ditemukan di Zambia, Afrika pada tahun 1928. Penyakit menyebar sampai ke afrika utara (1980) dan ke Mesir (1988) kemudian ke Israel dan timur tengah (1988), dan menjadi wabah di timur tengah pada tahun 2006 dan 2007. Kemudian tahun 2012, LSD menyebar ke Yunani dan Bulgaria dan Balkan. Terus masuk ke Eropa dan menjadi wabah pada tahun 2018. Menurut Badan Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization  (FAO), penyakit LSD sudah sampai di Asia. Negara pertama Asia yang tertular adalah Bangladesh (Juli 2019), kemudian India dan China (Agustus 2019). Selanjutnya Taiwan (Juli 2020), Vietnam (Oktober 2020), Thailand (Mei 2021), dan Malaysia (Juni 2021). https://distanpangan.baliprov.go.id/waspada-penyakit-lumpy-skin-diseases-lsd/

Sherrylin Wainwright, Ahmed El Idrissi, Raffaele Mattioli, Markos Tibbo, Felix Njeumi, Eran Raizman. (2013). Emergence of lumpy skin disease in the Eastern Mediterranean Basin countries. empres watch. Volume 29 NOVEMBER 2013. © FAO 2013. http://www.fao.org/ag/empres.html

K.A Al-Salihi, Faculty of Veterinary Medicine, The University of Nottingham, UK.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=lumpy+skin+disease+in+cattle&oq=#d=gs_qabs&t=1670569001624&u=%23p%3DkepF9w9vHQQJ

Daging Sapi Terpapar Lumpy Skin Tidak Layak Konsumsi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada

https://ugm.ac.id/id/berita/22342-pakar-ugm-daging-sapi-terpapar-lumpy-skin-tidak-layak-konsumsi
Translate »