Oleh Rasheika Nayla Phedra – Diklat XXII

Setiap tanggal 1 Juni, seluruh dunia merayakan World Milk Day untuk membudayakan kebiasaan mengkonsumsi susu kepada masyarakat karena susu mengandung nutrisi yang lengkap dan sangat bermanfaat bagi semua kalangan usia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Tahun 2019 konsumsi susu Indonesia sebesar 16,23 liter/kapita/tahun. Jumlah ini telah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,20 liter/kapita/tahun. Walaupun dikatakan meningkat, jumlah konsumsi susu masyarakat Indonesia masih termasuk rendah dibandingkan konsumsi susu negara di Asia Tenggara. Negara Brunei mengonsumsi susu sebanyak 129,1 liter/kapita/tahun, Malaysia mengonsumsi susu sebesar 50,9 liter/kapita/tahun, Singapura mengonsumsi susu sebesar 46,1 liter/kapita/tahun dan Vietnam mengonsumsi 20,1 liter/kapita/tahun (Outlook Susu, 2019). Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia masih kurang edukasi dan wawasan mengenai pentingnya konsumsi susu. 

Konsumsi susu yang cukup memberikan nutrisi penting seperti protein, kalsium, vitamin D, dan zat besi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi tubuh lainnya. Kurangnya nutrisi tersebut dapat mengakibatkan beberapa penyakit seperti osteoporosis dan stunting. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnnya massa tulang yang mengakibatkan menurunnya kekuatan serta kelenturan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga menyebabkan tubuh membungkuk karena tulang tidak mampu menyangganya dengan baik dan tulang akan mudah patah. Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) mencatat, prevalensi osteoporosis di Indonesia sudah mencapai 19,7%. Menurut data dari Kemenkes menyebutkan prevalensi osteoporosis di Indonesia sekitar 10,3%. Artinya, dua dari 5 penduduk Indonesia berisiko osteoporosis. Adapun stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) karena kekurangan gizi yang ditandai dengan pertumbuhan yang terhambat sehingga tubuh pendek, kognitif yang kurang berkembang, peningkatan resiko penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas, dan rendahnya produktifitas (Black et al., 2013). Data Prevalensi anak balita stunting menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020 Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara mencapai 31,8% setelah Timor Leste yang mencapai 48,8%. 

Tingginya tingkat osteoporosis dan stunting di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kurangnya konsumsi susu di Indonesia. Sebagai insan peternakan, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran mengadakan event Hari Susu Nusantara 2024. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Cattle Buffalo Club (CBC) bertujuan untuk mengedukasi serta memberikan wawasan kepada masyarakat terkait pentingnya konsumsi susu dan meningkatkan minat masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang untuk memperbaiki kesehatan tulang karena dilihat dari isu yang sedang marak – maraknya terjadi yaitu osteoporosis dan stunting. Kegiatan ini dikemas dengan beberapa rangkaian.

  1. Pre-Event Turnamen Futsal SMA/SMK/Sederajat Bandung Raya dan Kabupaten Sumedang, Sabtu (04/05/2024) dan Minggu (05/05/2024) di Lapangan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. 
  2. Pre-Event Sosialisasi pada hari Sabtu (18/05/2024) dan Minggu (19/05/2024) di Desa Cileles dan Desa Cibeusi, Kabupaten Sumedang. Pre event ini bergerak ke desa untuk memberikan edukasi mengenai “Pentingnya Cegah Stunting dan Osteoporosis untuk Masa Depan yang Cerah” yang dipaparkan oleh Anggisti Nurdinda, S.Ked. kepada masyarakat setempat. Kami juga menyediakan medical check-up untuk mengetahui tingkat kesehatan di Desa Cileles dan Desa Cibeusi serta memberikan praktik MPASI bersama puskesmas Jatinangor kepada ibu – ibu di Desa Cileles dan Desa Cibeusi untuk mencegah terjadinya stunting.
  3. Pre-Event Propaganda pada hari Selasa (28/05/2024) dan Rabu (29/05/2024) di Brooklyn Universitas Padjadjaran. Propaganda HSN menyapa merupakan kegiatan terkahir dalam rangkian Pre event Hari Susu Nusantara 2024. Pada rangkaian ini diadakan satu orasi mengenai informasi betapa pentingnya susu bagi kesehatan tubuh. Selain menyampaikan orasi tentang isu yang diangkatnya yaitu “Healthy Bones Healthy Life”, HSN Menyapa juga melakukan ajakan untuk membiasakan diri menjadikan susu sebagai hal penting. Dengan membagikan susu secara gratis kepada partisipan yang hadir, sekitar 800+ susu telah sukses kami bagikan kepada para Mahasiswa, Tenaga pendidik, Mayarakat umum, serta anak-anak yang berada disekitar Universitas Padjadjaran. Wawancara menjadi salah satu kegiatan yang dilkukan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat umum mengenai susu.
  4. Main Event Hari Susu Nusantara pada hari Sabtu (08/06/2024) di Lapangan PBBS Universitas Padjadjaran. Event ini berdiri dari beberapa rangkaian mulai dari senam bersama yang dipandu oleh instruksi senam The Arena, jalan sehat mengelilingi kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor, dan deklarasi susu. 

Referensi

Badan Pusat Statistik. (2019). Konsumsi Susu Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Nugroho, S., dan Farida. 2023. Literature Review : Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Susu Pada Rumah Tangga Peternak di Negara Berkembang. Journal of Animal Science. 

Translate »