Kerbau adalah jenis ternak ruminansia besar yang mempunyai potensi tinggi dalam penyediaan daging dan merupakan ternak asli daerah panas dan lembab, khususnya daerah belahan utara tropika. Daging kerbau dapat kita jadikan alternatif bahan olahan makanan, tetapi konsumsinya tidak sebanyak daging sapi. Beberapa kalangan masyarakat khususnya di Indonesia cukup banyak yang mengonsumsi daging kerbau. Bahkan disalah satu daerah daging kerbau dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan Soto Kudus. Menurut data yang diperoleh dari
Kementerian Pertanian, kebutuhan daging sapi dan kerbau tahun 2020 sekitar 600 ribu ton. Kebutuhan ini tidak semuanya dapat dipenuhi oleh peternakan lokal sehingga diperlukan impor untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dan kerbau dalam negeri. Impor yang diinginkan diantaranya, daging sapi dan daging kerbau untuk industri sekitar 100 ribu ton dan sapi bakalan sebanyak 502 ribu ekor.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pasokan daging sapi dan kerbau di Indonesia masih tidak mencukupi kebutuhan yang diinginkan konsumen. Ternak kerbau yang sedari dulu kurang mendapatkan perhatian di
Negara Indonesia. Di sisi lain kerbau memiliki istilah “emas hitam” yang tentunya berarti berharga dan dapat bermanfaat baik. Manfaat yang dihasilkan oleh kerbau terletak pada daging dan susunya. Diutarakan Tridjoko Wisnu Murti, bahwa jumlah total solid pada susu kerbau lebih unggul dibandingkan dengan susu sapi
yang jumlahnya 18 – 23 %. “Sehingga, kadar airnya hanya sekitar 81 %. Jika pada susu sapi, kadar air yang ada mencapai 87,5 %. Jadi, 10 liter susu sapi setara dengan 20 liter susu kerbau.” Daging kerbau cenderung tidak memiliki lemak. Sehingga, menjadi penting saat masa pandemi virus corona (Covid-19) yang tengah terjadi saat ini. Imunoglubulin banyak terdapat pada daging yang memiliki sedikit lemak, yang berarti protein di dalamnya lebih banyak. Daging kerbau cocok ditawarkan sebagai bahan makanan berprotein tinggi tanpa menimbulkan kekhawatiran timbulnya penyakit kolesterol.

Bahkan, daging rendang khas Padang yang saat ini dikenal menggunakan bahan dasar daging sapi, untuk aslinya menggunakan daging kerbau. Menurut Tridjoko, hasil dari penelitian yang dilakukan dengan rekannya saat menjalani
strudi S3 menunjukkan bahwa setelah daging kerbau diganti dengan daging sapi jumlah penderita hipertensi dan penyakit kardiovaskular rupanya meningkat cukup tajam.

Saat ini, ada beberapa jenis kerbau yang telah ditetapkan di Indonesia. Pertama, ada kerbau Moa di Maluku, kemudian kerbau Kalimantan Timur, dan kerbau Kalimantan Selatan. Adapula kerbau Toraja yang terdapat di Kalimantan Selatan, dan kerbau Pampangan yang berasal dari Sumatera Selatan serta kerbau Gayo dari Aceh. Menurut data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), populasi kerbau terus menurun dan memprihatinkan. Jika
pada 2017 jumlahnya mencapai 1,321 juta ekor, pada 2018 populasi kerbau hanya 894.478 ekor. Namun, populasinya diproyeksikan naik menjadi 1,1 juta ekor pada 2019 hingga 2020 ini. Untuk Aceh, pada 2018 terdapat sebanyak 80.000 ekor, kemudian meningkat menjadi 87.000 ekor pada 2019. Sumatera Barat dari 74.000 ekor pada 2018, menjadi 84.000 ekor di 2019.

Kemudian dapat kita simpulkan, bahwa pasokan daging kerbau dan sapi di Negara Indonesia masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selain berpotensi sebagai pengganti daging sapi, daging kerbau juga memiliki
berbagai manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan daging sapi. Sehingga kerbau sering disebut sebagai “emas hitam”. Susu kerbau lebih unggul dibandingkan dengan susu sapi yang jumlahnya 18 – 23 %. Sehingga, kadar airnya hanya sekitar 81 %. Jika pada susu sapi, kadar air yang ada mencapai 87,5%. Jadi, 10 liter susu sapi setara dengan 20 liter susu kerbau. Daging kerbau cenderung tidak memiliki lemak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk memajukan peternakan kerbau adalah dengan cara mendukung segala kebutuhan yang diperlukan peternak dalam hal mempermudah jalur impor bibit unggul , mengadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin, menerima produk lokal, dan segala urusan yang diperlukan manajemen ternak.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »