Halo, Cattlebuffalove!
Susu UHT atau yang biasa disebut susu kemasan adalah salah satu produk peternakan yang sangat populer di berbagai kalangan. Menurut SNI, Susu UHT adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mensterilkan susu minimal pada suhu 135ºC selama 2 detik, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan yang diijinkan, serta dikemas secara aseptik. Susu UHT seringkali dipasarkan dalam bentuk kemasan. Susu kemasan bisa dibilang banyak digemari karena rasanya yang enak dan dibuat bervariasi harganya yang terjangkau, dan juga kandunganya yang menyehatkan.
Susu mengandung banyak nutrisi, seperti protein, vitamin D, dan kalsium, yang dibutuhkan di segala usia. Namun, dengan semua kelebihan itu, susu kemasan mempunyai satu kelemahan yang cukup berpengaruh, yaitu daya simpan yang kurang/sebentar. Hal tersebut membuat masyarakat mencoba-coba untuk menambah daya simpan nya dan yang paling populer yaitu dengan menambahkan garam. Mengapa bisa terjadi seperti itu karena dipikiran masyarakat, garam merupakan alat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Tetapi, itu hanya berlaku pada makanan dan tidak berlaku pada minuman atau spesifiknya, susu.
Faktanya, pengunaan garam untuk mengawetkan susu kemasan hanyalah mitos atau hoax yang dibuat oleh masyarakat dengan didasari pengetahuan bahwa garam bisa dijadikan bahan pengawet. Namun, ternyata penggunaan garam tidak berpengaruh apa-apa pada susu kemasan selain rasanya menjadi asin. Narriman Looch, dari Food Standard Agency mengatakan “Kami tidak merekomendasikan menambahkan garam kedalam susu untuk mengawetkanya lebih lama, namun kalian dapat membekukan susu agar dapat menyimpanya lebih lama”. Ahli mikrobiologi asal inggris, Narriman Looch, lebih menyarankan untuk membekukan susu karena sudah terbukti bisa menghambat pertumbuhan bakteri.
Referensi : food.detik.com, SNI 01-3950-1998, republika.co.id