Program Buffalo Journey merupakan program untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari Buffalove Class. Kegiatan ini berupa kunjungan langsung ke Peternakan Kerbau yang ada di beberapa wilayah Indonesia. Kegiatan ini terselenggara guna memperdalam dan memperluas ilmu dalam bidang peternakan, oleh karena itu mahasiswa dari UKM Cattle Buffalo Club Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran melaksanakan kunjungan ke Buffalo Hill Garut pada hari Sabtu (30/6) dan Kelompok Ternak Andalan Brebes pada hari Senin (12/11). Kunjungan tersebut berhasil diadakan oleh Biro Kerbau Cattle Buffalo Club yang dalam kesempatan tersebut diikuti total oleh 30 mahasiswa dengan tujuan untuk menambah pengetahuan tentang kondisi peternakan kerbau di Indonesia serta menjalin relasi baru. Diharapkan dapat terjalin silaturahmi antar kedua belah pihak dan transfer ilmu mengenai peternakan kerbau setelah adanya kunjungan ini.

Kunjungan pertama adalah ke Buffalo Hills Garut. Puncak Buffalo Hill merupakan hamparan padang rumput hijau yang berada pada ketinggian 1800 MDPL, berlokasi di Garut tepatnya di Jl. Simpang Bayongbong, Desa Pamulihan Kampung Barukina Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih 3 jam dari kampus Unpad Jatinangor untuk mencapai ke pos pendakian Buffalo Hill. Secara administratif Buffalo Hill termasuk kawasan cagar alam Gunung Papandayan yang berada diantara 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Cisurupan dan Kecamatan Sukaresmi.

Menurut sejarah, pada awalnya Buffalo Hill adalah sebuah lahan perkebunan untuk bercocok tanam namun setelah memasuki masa pemerintahan Presiden Megawati, lahan tidak lagi dijadikan sebagai lahan perkebunan melainkan dialihfungsikan menjadi lahan penggembalaan kerbau untuk warga melepasliarkan kerbau peliharaan yang dimilikinya untuk mencari makan di bukit tersebut. Warga sekitar inisiatif menggunakan lahan yang kosong setelah sempat tidak digunakan yang kini akhirnya digunakan untuk kerbau mencari makan sehingga para peternak tidak perlu bersusah payah mencarikan hijauan rumput untuk pakan, semula hanya terdapat 2 ekor kerbau milik warga yang digembalakan di sana, kini sudah lebih dari 26 ekor kerbau yang berada di puncak bukit yang berhasil berkembangbiak walaupun kebanyakan pola perkembangbiakannya secara inbreeding. Untuk sistem perkawinan di sini masih mengandalkan kawin alam, meskipun terdapat beberapa kerbau juga yang di IB. IB dilakukan dengan bantuan dari petugas dinas setempat.

Kerbau disini dipelihara secara ekstensif. Saat musim kemarau, kerbau yang dipelihara secara grazing ini diberi hijauan segar yang diarit oleh pemiliknya tanpa diberi tambahan konsentrat. Saat tiba musim panen (hari raya Idul Adha) satu ekor kerbau jantan berbobot 300 kg bisa laku hingga mencapai 25 juta rupiah. Kerbau yang dijual tersebut dituntun menuruni bukit hingga bisa diantar sampai ke tangan pembeli. Selain untuk dijual saat hari raya, kerbau disini dijadikan objek penarik massa untuk pariwisata pula.

Kunjungan kedua adalah di Kelompok Ternak Andalan yang berlokasi di Kota Brebes, Jawa Tengah. Awalnya kerbau yang ada di kelompok ini adalah bantuan dari pemerintah pada tahun 2015 untuk menunjang Program Swasembada daging. Saat ini sudah terdapat lebih dari 80 ekor kerbau yang dipelihara secara intensif. Perbedaan dengan Buffalo Hills adalah pada sistem perkawinan nya. Pada Kelompok Ternak Andalan menggunakan sistem perkawinan alam dengan pejantan hasil pemberian pemerintah. IB jarang dilakukan karena sprema kerbau beku unggul yang ada di daerah Jawa Tengah masih jarang tersedia.

Untuk pakan yang diberikan pada Kelompok Tani Andalan adalah full hijauan tanpa menggunakan konsentrat. Hijauan yang digunakan adalah rumput gajah dan jerami padi. Sepanjang tahun kerbau jarang di grazing karena masyarakat di daerah sana sudah jarang menggunakan kerbau untuk dipekerjakan. Pemberian pakan diberikan secara adlibitum dengan menggunakan sistem ngarit. Kerbau disini diperlakukan seperti keluarga sendiri sehingga kerbau disini sangat jinak. Bahkan apabila dimarahi oleh majikannya ada kerbau yang sampai mengeluarkan air mata. Pemberian obat cacing dilakukan setiap 6 bulan sekali. Managemen pengendalian penyakit yang dilakukan dengan berbagai cara seperti pembersihan kandang dan kotorannya dibuang ke lahan perkebunan untuk menyuburkan tanah, pemberian obat dan vaksinasi apabila ada kerbau yang sakit.

Penjualan ternak kerbau di Kelompok Ternak Andalan dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Tengah. Pasar yang dituju adalah Kota Kendal, Semarang dan Kudus. Harga dari seekor kerbau berbobot 300 kg tidak berbeda jauh dengan harga penjualan kerbau di Buffalo Hills yaitu sekitar 24 juta rupiah.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Translate »